SPC, Jakarta- Pesatnya pertumbuhan kelas
menengah Indonesia dalam 3 tahun terakhir telah melahirkan grup usaha
perhotelan seperti Dafam Group. Siapa mereka? Siapa di belakangnya?
Nama Dafam Group (PT Dafam Hotels & Resort) barangkali belum
sepopuler kelompok usaha hotel lain yang lebih dulu eksis. Santika atau
Harris Group, sekadar menyebut contoh, jelas lebih terkenal.
Tapi kiprahnya dalam 3 tahun terakhir ini jelas tak boleh
diremehkan. Hanya dalam 3 tahun itu, Dafam Group sudah membangun 7 hotel
yang seluruhnya telah beroperasi aktif.
Empat hotel di antaranya terdapat di Jawa Tengah, yakni Hotel Dafam
Pekalongan, Hotel Dafam Semarang, Hotel Marlin Pekalongan, dan Hotel
Dafam Cilacap.
Satu hotel ada di Yogyakarta, yakni Hotel Grand Dafam MM
Yogyakarta, dan dua sisanya di Bandung, Jawa Barat, yaitu Hotel Vio
Cimanuk, dan Hotel Vio Pasteur.
TIdak berhenti di situ. Masih ada 13 hotel lain yang segera
beroperasi aktif. Tiga di antaranya di Bandung, yaitu Hotel Vio
Suropati, Hotel Dafam Pasar Baru, dan Soviatel.
Di Yogyakarta bertambah 2, Hotel Dafam Malioboro dan Hotel
Gaiatree. Di Solo ada Hotel Dafam Solo. Dafam Group juga merambah Bali
dengan Hotel Dafam Legian dan Avani Villa Spa & Resort.
Di Bandarlampung, tidak lama lagi akan beroperasi dua hotel di
bawah bendera Dafam Group, yakni Hotel Grand Dafam Lampung dan Hotel
Dafam Luxury Lampung.
Masih ada dua hotel lagi di luar Jawa, yakni Hotel Dafam Istana di
Luwuk SUlawesi Selatan dan Hotel Q Banjarbaru di Banjarbaru Kalimantan
Selatan.
Tak hanya beroperasi di daerah, atau di pinggiran menurut teori
makan bubur panas, Dafam Group juga mulai masuk agak ke tengah, dengan
membangun dan mengelola Hotel Grand Dafam Bekasi.
Total jenderal 20 hotel. Dan perkembangan bisnis yang cepat dan
impresif itu masih ditambah rencana jangka pendek yang ambius: Mengelola
50 hotel pada 2015.
Pertanyaannya, dari mana Dafam Group beroleh modalnya?
Berbeda dengan kebanyakan grup hotel lainnya, Dafam Group sejak awal memilih tidak membangun seluruh jaringan hotelnya sendiri.
Opsi untuk bekerja sama dengan hotel lain dibuka, termasuk built
operate transfer (BOT). Jadi bukan sekadar membangun dan memiliki hotel
sendiri,
Dafam Group juga menawarkan pengelolaan dengan sejumlah opsi-opsi
investasi kemitraan. Itulah sebenarnya penjelasan dari kecepatan
perkembangan bisnis Dafam Group.
Dan seluruh pengelolaan dan pembangunan jaringan hotel itu ada di
bawah kendali Andhy Irawan, direktur manajer Dafam Group yang juga salah
satu orang kunci di balik keberhasilan Dafam Group.
Andhi adalah profesional yang memulai karir dari nol. Alumnus
Akademi Pariwisata dan Perhotelan Bali ini kenyang pengalaman di
berbagai jaringan hotel, seperti Hilton, Novotel, dan Swiss-Belhotel.
Berbagai penghargaan pun sudah diraih pekerja keras ini, mulai dari
the best employee sampai The best general manager of the year untuk
wilayah Asia Pacific dalam Swiss-Belhotel International.
Berbekal pengalaman dan penghargaan itulah, ditambah dengan
jaringannya yang luas, Andhi pun kini dipercaya menjadi orang nomor satu
di Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Tengah
Berdiri di belakang Andhi adalah Billy Dahlan yang berada di posisi
presiden direktur dan F. Soleh Dahlan sebagai presiden komisaris. Soleh
Dahlan inilah pemilik sebenarnya Dafam Group.
Jangan salah. Soleh adalah keturunan Tionghoa bernama asli Hoo Tian
Po. Dia pernah menjadi pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa
Indonesia untuk cabang Jawa Tengah.
Soleh memang sangat mengenal Jawa Tengah. Rumah keluarganya ada di
Pekalongan, tapi dia bersekolah, dan belakangan berbisnis di Semarang.
Soleh adalah alumnus SMA Kolose Loyola Semarang angkatan 1969. Itu
salah satu SMA terbaik di Jawa Tengah. Hanya lulusan SMP terbaik saja
yang bisa masuk ke SMA itu.
Selain mengelola hotel, Soleh juga dikenal punya banyak bisnis. Ada
beberapa perumahan yang juga dikembangkannya, antara lain Perumahan
Jatayu Residence di Pekalongan.
Unit bisnisnya yang lain adalah sarang burung walet. Soleh bahkan
pernah memimpin Asosiasi Pengusaha Sarang Burung Walet Jawa Tengah,
sebelum akhirnya mantab di jalur perhotelan.
Impresifnya perkembangan jaringan hotel Dafam Group yang tercapai
hanya dalam tempo 3 tahun itulah buah manis hasil arahan Soleh, yang
ditopang kerja keras Andhi plus kepemimpinan Billy. (SPC-10/bisnis)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan Tulis Komentar Di sini