Coba hikmati syair berikut :
karenamu kudapat menuliskan lagu
karenamu kudapat bernyanyi hatiku
sungguh betapa kumalu
begitu banyak pintaku
dan sungguh ku semakin malu
sengansegala keluh kesahku
atau syair berikut :
lama sudah berlalu hari-hari kelabu
siangku...malamku.,..kelabu...
dilemahnya ragamu...dirintihnya sakitmu...kau slalu mendoakanku
untuk kebaikan hidupku
juga yang berikut :
kubawa namamu
kudamba kasihmu
kemana aku melangkah
ingin besertamu
kemana kuberada
ingin bersamamu
sungguh aku meminta
memohon kepadamu
mohon untuk sesaatpun tak melupakan aku
sungguh aku meminta
memohon kepadamu
mohon untuk sekalipuntak meninggalkan aku
bimbinglah senantiasa
aku di jalanmu
pasrahku segalanya padamu
Kesan seni yang menjauhkan kita dari-Nya
tidak tersirat dari nada-nada yang mengalun dari syair ini. Yang muncul adalah
bahasa kalbu yang sarat makna, menuntun, mengajak, tapi tidak terkesan
menggurui.
Syair-syair
di atas adalah didendangkan dengan genre musik "dangdut" yang
kalangan menengah atas "alergi" dan "menghindari" genre
musik ini. tapi dalam pandangan saya, setelah mendengarkan banyak dari karya
Teteh Evie Tamala yang muncul adalah keindahan, romantis bernuansa spiritualis,
educated, berkelas, elegan, dan entah kata apalagi untuk menggambarkannya.
Di tengah
maraknya genre musik yang berkiblat ala korea, ala barat senandung merdu Teh
Evie masih memiliki komunitas tersendiri. Anda bisa mengunjunginya dengan klik
di sini :
Bagi anda
yang kangen dengan wajah teteh yang juga sering disebut dengan bunda evie oleh
para fans nya, berikut beberapa foto terbarunya :
Foto ini diunduh dari fans page FB evietalovers |
Terimakasih ya atas tulisannya
BalasHapusbagus sekali
Salam
evietalovers