Rabu, 03 April 2013

Wow, saya jatuh cinta lagi



Anda sedang jatuh cinta? Selamat. Mungkin, dedaunan tiba-tiba lebih hijau dari biasanya. Atau, tanpa sadar, diri anda menjadi lebih bersinar. Jatuh cinta yang baik, kabarnya, membuat seseorang menjadi lebih hidup, lebih bersemangat, bahkan juga, lebih pengasih, lebih mudah memaafkan, dan lebih tegar menghadapi masalah. Seorang mahasiswi yang tengah jatuh cinta bahkan pernah merasa bahwa pepohonan rimbun menuju kampusnya, yang ia lewati belasan kali dalam seminggu, dengan motor, kepadatan jadwal, dan kebisuan yang sama, tiba-tiba mengirimkan tasbih, yang bergemuruh bersama desir angin.

Begitu pun dengan saya saat ini. Ya, saya jatuh cinta lagi, tapi bukan kasmaran dengan seorang wanita cantik dan shalihat, lho kok? Eits, jangan berprasangka yang aneh-aneh. Karena, saya jatuh cinta dengan " Ubuntu". Tapi jatuh cinta yang diawali dengan rasa ketidaksukaan kemudian mengenalnya hingga akhirnya saya jatuh cinta. Ketidaksukaan saya karena aplikasi game bola kesayangan saya tidak bisa dijalankan di platform OS ini.


Awalnya, saya coba googling tentang fitur-fitur ubuntu, yang katanya opensource, powerfull, jauh dari virus, stabil, akhirnya saya coba mengirim email ke markasnya Canonical Ltd. dan kurang dari 2 minggu kemudian saya dikirimi 2 buah CD berisi Ubuntu Desktop versi 8.04 dan versi server-nya. Kerennya, semua itu gratis. Bayangkan dari Amsterdam ke Pekalongan berapa ongkos kirimnya? Itulah awalnya saya saya berkenalan dengan ubuntu. Berikutnya, saya berinteraksi lebih intens mulai saya jadikan web server, DNS server, VPN Server, CCTV Monitoring dengan Webcam atau IP Camera, Proxy Server (dengan menginstall Squid Lusca),  bahkan kini sebagai IPTV Server,

Ubuntu dilengkapi dengan banyak pilihan Desktop Environment, di antaranya yang paling terkenal adalah GNOME, KDE, Xfce, dan LXDE.
  • GNOME: Semenjak pertama dirilis hingga saat ini GNOME merupakan desktop environment standar Ubuntu (Unity berdiri di atas platform GNOME). GNOME merupakan salah satu desktop environment yang paling populer di Linux dan dipergunakan secara luas. Pada April 2011, GNOME memperkenalkan GNOME Shell, sebuah framework yang terfokus. Banyak dari pengguna Ubuntu yang sudah beralih ke GNOME Shell karena tampilannya yang menarik.
  • Unity: Semenjak Ubuntu 11.04, Ubuntu telah menggunakan Unity sebagai Desktop Environment standarnya. Tidak seperti GNOME, KDE, Xfce, dan LXDE; Unity bukan merupakan kumpulan software melainkan hanya desktop environment yang menggunakan gtk+ yang sudah ada, dan berjalan di atas platform GNOME. Pada awal peluncurannya di Ubuntu 11.04, Unity menuai kritik yang sangat banyak karena masih memiliki banyak masalah, sehingga pada awalnya banyak pengguna masih memilih untuk memilih GNOME. Namun semenjak Unity disempurnakan pada Ubuntu 11.10, Unity kini lebih bebas dari masalah, dan efek visualnya semakin bagus.
  • KDE: (K Desktop Environment) merupakan desktop environment standar pada Kubuntu. KDE terkenal dengan desktop plasma-nya, namun desktop plasma tersebut membutuhkan daya hardware yang lebih besar pula sehingga tidak semua komputer dapat menjalankannya.
  • Xfce: Xfce adalah proyek desktop environment yang tujuannya adalah menciptakan desktop yang membutuhkan sedikit sumber daya hardware. Namun kebutuhan sumber daya hardware Xfce masih lebih tinggi dari pada LXDE. Xfce merupakan desktop environment standar Xubuntu.
  • LXDE: LXDE adalah proyek desktop environment yang bertujuan untuk membuat desktop yang cepat dan hemat energi. LXDE merupakan desktop environment standar Lubuntu.
 Anda mau berkenalan? Kalau saya tidak mau berpisah darinya....xixixi

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Tulis Komentar Di sini